PENDIDIKAN UNTUK ANAK PRE NATAL DAN ANAK USIA DINI DENGAN
CARA ISLAMI
Oleh: Ana Rizki Saputri
ABSTRAKSI
Pendidikan merupakan suatu yang uregen bagi kehidupan manusia. Karena
dengan pendidikan manusia akan terbuka cakrawala intelektual serta
spiritualnya. Uregensi pendidikan bukanlah sebatas bagi tumbuh kembang secara
jasmani saja, tetapi juga menyangkut pendidikan bagi tumbuh kembang rohaninya.
Pendidikan sangat dibutuhkan sejak dini, karena dengan pendidikan dapat
dijadikan sebagai pedoman hidup hingga menuju masa tuanya. Dan pendidikan yang
dimaksud di sini yaitu pendidikan dengan cara Islami. Sehingga dengan cara yang
Islami ini dapat melahirkan generasi penerus yang sholeh dan sholehah.
Pendidikan merupakan suatu proses yang kontinyu, yang
pada dasarnya telah dimulai sejak anak berada di dalam kandungan atau yang
disebut dengan pre natal (sebelum lahir). Kemudian setelah anak lahir (post
natal) masih tetap mendapat pendidikan
yang berupa pendidikan anak usia dini (PAUD),
pendidikan pada anak remaja, pendidikan anak dewasa hingga pada pendidikan lanjut usia. Namun dalam
artikel ini hanya akan dibahas mengenai
pendidikan anak pre natal dan juga pendidikan pada anak usia dini (PAUD) saja.
Dan dalam artikel ini juga akan dijelaskan mulai dari pengetian, tujuan,
metode-metode yang digunakan dalam mendidik, prinsip pembelajaran, serta materi
yang diajarkan dalam pendidikan anak pre natal dan pendidikan anak usia dini.
Kata Kunci: Pendidikan, Anak Pre Natal, Anak Usia Dini, Islami
PENDAHULUAN
Anak adalah anugrah terindah yang
diberikan oleh Allah SWT. Setiap orang ingin memiliki anak. Dalam kehidupan
rumah tangga apabila dalam keluarga kecil tersebut tidak didapati seorang anak
kehidupan rumah tangga tersebut akan sunyi senyap dan tanpa ada kebahagiaan.
Sehingga, anak memiliki peran penting dalam kehidupan keluarga, baik dalam
lingkup bernegara, berbangsa dan beragama.
Anak memiliki fungsi yang sangat besar
yaitu sebagai generasi penerus pada era
yang akan datang nantinya, itu salah
satunya. Sehubungan dengan hal tersebut anak harus dilatih, diasuh, dibina dan
dididik dengan baik dan benar, agar
kelak mampu menjadi anak yang soleh atau solehah, berbudi pekerti luhur, dan
mempunyai etika serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada prinsipnya pendidikan adalah usaha
untuk manusiakan manusia. Pendidikan pada anak sebenarnya sudah dimulai dalam
kandungan yang biasanya disebut pendidikan anak pre natal (sebelum lahir atau
masih dalam kandungan). Dan kemudian setelah dalam kandungan anak akan didik
setelah lahir yang disebut post natal, pendidikan anak usia dini (PAUD),
pendidikan pada anak remaja, pendidikan anak dewasa dan yang terakhir yaitu
pendidikan lanjut usia.
Dalam pendidikan
anak pre natal dan anak usia dini peranan orang tua sangatlah besar. Pada fase
ini lah orang tua memiliki peranan aktif dalam pertumbuhan anak. Karena pada
masa ini anak masih labil dan belum mengerti banyak hal, sehigga sebagai orang
terdekat, orang tua wajib mendidik, membina, mengasuh, dan memberikan yang terbaik
bagi anak.
PERMASALAHAN
Kegagalan orang tua dalam mendidik anak ketika
usia dini dapat berimplikasi buruk di masa depannya. Anak membutuhkan asupan
pendidikan sejak usia dini. Bahkan sejak dalam kandunganpun (pre natal) anak
telah mendapatkan pendidikan, terutama dari sang ibu. Karena ketika anak
berusia 5 bulan dalam kandungan anak sudah dapat menyerap dan merespon stimulus
dari luar. Maka sebagai orang tua harus bisa memberikan pendidikan yang baik
terhadap calon anak yang masih berada di dalam kandungan. Sehingga ketika lahir
nanti sang anak bisa menjadi anak yang baik, sholeh dan sholehah.
Dan di disini akan
diuraikan beberpa poin-poin penting terkait dengan pendidikan anak pre natal
dan anak usia dini, yang perlu diperhatikan oleh orang tua dan para pendidik
lainnya dalam mendidik anak agar bisa menjadi individu yang berakhlak mulia sholeh serta sholehah.
Namun, sebelumnya para pendidik diharuskan mengetahui apa sebenarnya pengertian pendidikan anak
pre natal dan anak usia dini? Kemudian apa tujuan dari pendidikan
anak pre natal dan anak usia dini? Bagaiman
metode-metode dalam pendidikan anak pre natal? Bagaimana
prinsip pembelajaran pada anak pre natal
dan anak usia dini? Dan apa
materi yang perlu diajarkan dalam
pendidikan pre natal dan pendidikan anak usia dini?
Maka, di dalam artikel ini akan dikupas satu
per satu dari semua poin-poin tersebut diatas. Sehingga dapat memberikan
gambaran, serta dapat dijadikan referensi bagi orang tua dan para pendidik lainnya
dalam mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang cerdas secara intelektual
maupun spiritualnya.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Anak Pre Natal dan Pendidikan Anak Usia Dini
1.
Pengertian pendidikan anak pre natal
Secara
etimologis pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pembelajaran
dan latihan. Sedangkan secara terminologi pendidikan sebagai perubahan atau
usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya,
kecakapannya, serta keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha
menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik rohani maupun
jasmaninya.
Adapun anak pre natal adalah anak yang masih dalam kandungan
seorang ibu. Dengan demikian yang dimaksud pendidikan anak pre natal adalah
pendidikan yang diberikan kepada anak yang masih dalam kandungan, yang berupa
do’a, perbuatan, motivasi, dan lain sebagainya guna mempengaruhinya dan agar ia
mengikutiya sebagaimana yang diinginkan oleh pendidik.
Para ahli didik pre natal menyatakan bahwa anak yang masih dalam
kandungan terutama berumur 5 bulan atau 20 minggu itu sudah memiliki kemampuan
merasakan stimulus yang ada diluar.
Pendidik anak di dalam kandungan adalah bapak dan ibu anak tersebut
namun orang lain yang ada dalam keluarga juga dapat membantu dalam pendidikan
ini.
Menurut Elisabeth B. Hurlock bahwa anak di
dalam kandungan mengalami 3 periode perkembangan, sebagai berikut: pertama,
periode zygote yang dimulai dari saat konsepsi atau fertilisasi sampai
dengan akhir minggu kedua; kedua, periode embryo dimulai dari
akhir minggu kedua sampai dengan akhir bulan (Qomariyah) kedua; ketiga,
periode fetus yang dimulai dari akhir bulan (Qomariyah) kedua sampai
dengan lahir (Nur Uhbiyati, Long Life Education, 2009: 6-7).
2.
Pengertian pendidikan anak usia dini
Yang dimaksud usia dini yaitu usia awal dari perkembangan
kehidupan manusia usia dini merupakan usia strategis kehidupan manusia, karena
itu tepat atau tidaknya bimbingan yang diberikan kepada anak pada usia tersebut
berpengaruh besar terhadap baik atau buruknya perkembangan anak di kemudian
hari. Menurut Rahayu
Hadittomo bahwa anak usia dini itu mencakup usia pre natal, masa bayi dan masa
anak kecil (Nur Uhbiyati, Long Life
Education, 2009: 38).
Jadi PAUD adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia
lahir hingga 6 tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan nonfisik,
dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan
spiritual), motorik, akal pikir, emosional, dan sosial yang tepat agar anak
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Menurut Developmenttally Appropriate Practices (DAP)
menyatakan bahwa PAUD sebagai pendidikan anak usia 0-8 tahun. DAP merupakan
salah satu acuan dalam pengembangan pendidikan anak usia dini yang diterbitkan
oleh asosiasi pendidikan anak usia dini yang berada di Amerika Serikat (Mansur,
Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, 2011:
88-90).
A.
Tujuan Pendidikan Anak Pre natal dan PAUD
1.
Tujuan pendidikan anak pre natal
Tujuan pendidikan anak pre natal ini sesuai dengan tujuan
pendidikan Islam, tujuan hidup umat Islam, dan tujuan pendidikan di Negara
Republik Indonesia. Adapun tujuan pendidikan Islam menurut Ahmad D. Marimba
yaitu terbentuknya kepribadian muslim, dimana kepribadian itu memilki tiga
aspek yaitu aspek kejasmanian, aspek kejiwaan dan kerohanian.
Sedangkan tujuan hidup manusia yaitu terbentuknya insan muttaqin
(manusia yang bertaqwa kepada Allah), yaitu manusia yang selalu berusaha
menjaga diri dari siksa neraka dengan selalu melaksanakan perintah Allah SWT
dan menjauhi larangan-larangannya.
Adapun tujuan pendidikan di Indonesia sebagaimana tersebut dalam UU
RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3, yaitu
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Dengan demikian, tujuan orang tua atau bapak
ibu mendidik anak dalam kandungan itu adalah agar anak tersebut kelak menjadi
anak soleh, taqwa kepada Allah SWT, bahagia hidup di dunia dan akhirat atau
dengan istilah lain terbentuknya muslim Indonesia yang memiliki ciri-ciri:
berpribadi taqwa, berakhlaq mulia, berilmu, aktif dan kreatif, mandiri berjiwa
demokratis serta bertanggung jawab (Nur Uhbiyati, Long Life Education,
2009: 7-9) .
2.
Tujuan pendidikan anak usia dini
Tujuan pendidikan anak usia dini secara umum adalah mengembangkan
berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Tujuan PAUD yang ingin dicapai adalah
untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman orang tua dan guru serta
pihak-pihak yang terkait dengan perkembangan anak usia dini.
Selain itu tujuan pendidikan anak usia dini adalah:
a.
Untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang
tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki
kesiapan yang optimal di dalam masuki pemdidikan dasar serta mengarungi kehidupan
dewasa.
b.
Untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik)
di sekolah.
c.
Intervensi dini dengan memberikan rangsangan sehingga dapat
menumbuhkan potensi-potensi yang tersembunyi (hidden potency) yaitu
dimensi perkembangan anak (bahasa, intelektual, emosi, sosial, motorik, konsep
diri, minat dan bakat).
d. Melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan
terjadinya gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan potensi-potensi yang
dimilki anak (Yuliani Nurani Sujiono, Konsep
Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, 2009: 42-43).
B.
Metode Pendidikan Anak Pre natal dan PAUD
1.
Metode-metode yang digunakan dalam mendidik anak pre natal yaitu:
a.
Menjalankan ibadah
Segala bentuk ibadah seperti ibadah sholat, puasa, haji, zakat dan
lainnya dapat dijadikan metode untuk mendidik anak dalam kandungan. Pengaruh
ini sangat besar pengaruhnya bagi anak dalam kandungan. Selain melatih
kebiasaan-kebiasaan juga akan menguatkan mental, spiritual, dan keimanan anak
setelah nanti lahir, tumbuh dan berkembang dewasa.
b.
Membaca
Merupakan salah satu cara yang paling utama untuk memperoleh
informasi penting dan ilmu pengetahuan. Anak dalam usia kandungan 20 minggu (5
bulan) atau lebih sudah bisa menyerap informasi melalui pengalaman stimulasi
atau sensasi yang diberikan ibunya. Jadi, ketika sang ibu membaca suatu
informasi ilmu pengetahuan dengan mengekspressikan bacaan tersebut, maka
aktifitas ini akan menjadi kegiatan yang penuh kehangatan sekaligus
menyenangkan bagi hubungan ibu dan anak.
c.
Menghafal
Secara teknis sama dengan metode membaca. Perbedaannya hanya pada
konsentrasi bidang bacaan atau studi yang ditekuni dan dihafal. Dalam hal ini
hendaknya seorang ibu lebih gemar menghafal ayat-ayat Al-quran dan hadits agar
kelak dalam kandungannya mempunyai kemampuan menghafal Al-quran dan hadits yang
memilki banyak manfaat bagi kehidupannya kelak.
d.
Berdzikir
Dzikir adalah aktivitas sadar pada setiap waktu atau sewaktu-waktu.
Seorang ibu sebaiknya menjadikan dzikir sebagai agenda atau program pendidikan
anak dalam kandungan, baik dzikir dalam arti umum atau khusus. Dzikir dalam
arti umum adalah membaca kalimat thayyibah, menegakan shalat atau
lainnya. Sedangkan dzikir dalam arti khusus adalah membaca kalimat thayyibah
secara pelan atau di dalam hati.
e.
Dialog
Metode ini disebut sebagai metode interaktif
antara anak dalam kandungan dan orang-orang luar rahim seperti ayah, ibu,
saudara-saudara bayi, dan atau anggota keluarga lainnya, yaitu unutuk menjalin
dan mengajak berkomunikasi secara dialogis dengan anak dalam kandungannya, ini
sangat bermanfaat bagi sang bayi karena selain dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik
dan mengenal dengan mereka yang ada di luar rahim, jauh lebih dari itu bayi
akan tumbuh dan berkembang dengan baik.
f.
Mengikuti pengajian majlis ta’lim
Mengikuti pengajian-pengajian di majlis ta’lim merupakan metode
yang sangat relevan dalam upaya mendidik anak dalam kandungan. Sama halnya
dengan membaca Al Qur’an, ibu hamil yang mengikuti majlis ta’lim berarti telah
merangsang bayi dalam kandungannya untuk mengikuti pengajian serta membina
lingkungan yang baik dan Islami bagi dirinya dan bayinya. Pengajian dan
lingkungan tersebut menjadi rangsangan yang sangat positif bagi bayinya itu.
g.
Bemain dan bernyanyi
Anak dalam kandungan seringkali melakukan aksi positif, seperti
menendang-nendang atau berputar-putar di sekitar perut ibunya. Keadaan ini
menunjukan bahwa tidak saja melakukan aksinya tetapi juga ingin aksinya itu
mendapat respon dari luar rahim. Menurut Prof. Dr. H. Baihaqi, AK menyatakan
bahwa melagukan bacaan Al Qur’an, shalawat, qasidah dan nyanyian-nyanyian
Indonesia yang religius dengan niat ibadah dan bermaksud mendidik anak dalam
kandungan akan sangat bermanfaat bagi bayi yang ada di dalam kandungan. Manfaat
tersebut ialah pahala dari Allah serta terbinanya lingkungan islami dan
edukatif di dalam rumah tangga mereka.
h.
Bercerita
Metode ini dilakuakan dengan menceritakan tokoh yang baik atau
berjasa terhadap masyarakat. Cerita ini diberikan kepada bayi melalui ibu yang
sedang mengandung seperti cerita para nabi, para pahlawan, para wali dan
lain-lain yang memiliki akhlak terpuji dan pantas menjadi suri tauladan yang
baik. (Nur
Uhbiyati, Long
Life Education, 2009: 27-31).
2.
Metode pendidikan anak usia dini
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk
membimbing anak usia dini yaitu:
a.
Suri tauladan. Orang tua atau pendidik memberi contoh perbuatan,
ucapan peribadatan atau amaliah yang lain untuk diteladani.
b.
Pemberian tugas. Mendidik kemampuan anak agar mau bekerja kasar
ataupun melakukan pengorbanan baik moril maupun materiil kepada orang-orang
yang terkena musibah atuapun orang-orang yang menderita pada umumnya.
c.
Memberikan latihan kepada anak untuk melakukan ibadah, akhlakul
karimah, sehingga mereka senang dan cinta perbuatan itu.
d.
Memberikan penjelasan, keterangan tentang sesuatu yang berkenaan
dengan ibadah dan perbuatan yang lain.
e.
Bercerita tentang tokoh-tokoh yang berakhlak mulia dan pantas
diteladani, peristiwa-peristiwa alam dan lain-lain. (Nur
Uhbiyati, Long Life Education, 2009: 59).
C.
Prinsip Pembelajaran Anak Pre natal dan Anak Usia Dini
1.
Prinsip pembelajaran anak pre natal
Menurut F. Rene Van de Carr MD dan Marc Rehrer, agar pendidikan
berjalan baik maka pendidik perlu memahami 8 prinsip pendidikan prenatal yaitu:
a.
Prinsip kerja sama
b.
Prinsip ikatan cinta pralahir
c.
Prinsip stimulasi pralahir
d.
Prinsip kesadaran pralahir
e.
Prinsip kecerdasan
f.
Prinsip mengembangkan kebiasaan-kebiasaan baik
g.
Prinsip melihatkan kakak-kakak sang bayi
h.
Prinsip peran penting ayah dalam masa kehamilan. (F.
Rene Van de Carr, Marc Lehrer, Cara Baru Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan,
1999:
51-52).
2.
Prinsip pembelajaran anak usia dini
a.
Anak sebagai pembelajar aktif
b.
Anak belajar melalui sensori dan panca indera
c.
Anak membangun pengertiannya sendiri
d.
Anak berfikir melalui benda konkret
e.
Anak belajar dari lingkungan
D.
Materi Pendidikan Anak Prenatal dan Anak Usia Dini
1.
Materi pendidikan anak prenatal
a.
Praktek ibadah
Anak dalam kandungan distimulir dengan latihan praktek ibadah agar
terbiasa saat lahir kelak. Meskipun dmikian, perlu penelitian lebih lanjut
tentang pengaruh orang tua rajin shalat beribadah dengan janin yang
dikandungnya.
b.
Bahasa
Meskipun anak dalam kandungan belum bisa bicara tetapi anak dapat mendengar dan menerima suatu kata
dari pendidik secara baik dengan tingkat penerimaan yang mendasar sekali.
c.
Al Qur’an dan Hadits
Anak dalam kandungan direspons untuk mendengarkan bacaan al Qur’an
agar ia terbina dan terlatih pada kondisi suasana yang bersifat Islami.
d.
Akhlak mulia
Ibu yang sedang hamil harus menjaga akhlaknya dengan baik, dimana
hal itu akan berpengaruh besar pada sisi mental dan kepribadian si bayi dalam
kandungan. Orang tua dilarang melakukan perbuatan yang tidak semestinya
terhadap yang lain.
e.
Akidah
Selama dalam kandungan, anak telah memiliki keyakinan tauhid,
dengan pertolongan cahaya Ilahiyah dari Allah. Oleh karena itu, orang tua
semestinya memelihara akidah atau keimanan yang dimiliki anak tersebut.
f.
Syari’ah
Hukum-hukum Islam seperti shalat, puasa, haji dan lain-lain
terutama yang ringan-ringan dapat dipakai sebagai materi pendidikan anak
prenatal.
g.
Sejarah islam dan ilmu pengetahuan yang lain
Materi-materi pendidikan pelajaran
tersebut dipelajaridan dipahami oleh ibunya dibacakan kepada anak yang
dikandunya agar anak dalam kandungan bertambah pengetahuan tentang Islam.
h.
Etika
Agar pendidikan ini berlangsung dengan baik, orang tua seharusnya
mentaati aturan berikut:
1)
Banyaklah berdoa, memohon pertolongan kepada Allah
2)
Taqarrub/ mendekatkna diri kepada Allah
3)
Memberikan sodaqoh kepada yang membutuhkan. (Nur
Uhbiyati, Long
Life Education, 2009: 31-36).
2.
Materi pendidikan anak usia dini
a.
Bimbingan pada masa bayi
Pada saat itu yang paling tepat diberikan adalah kebiasaan atau
latihan yang sekiranya dapat mempengaruhi pembentukan keperibadian mereka.
Kebiasaan itu dapat berupa bacaan atau kalimat baik dan indah atau doa-doa
tertentu.
b.
Bimbingan pada masa kanak-kanak
Materi pendidikan yang harus ditanamkan pada saat ini adalah:
1)
Pendidikan keimanan
Pendidikan keimanan ini merupakan pendidikan pertama dan utama
diberikan kepada anak sebelum pendidikan yang lain. Pendidikan ini diharapkan
dapat melandasi sikap tingkah laku dan keperibadiannya.
2)
Pendidikan akhlakul karimah
Pendidikan akhlak juga merupakan modal yang sangat penting dalam
kehidupan. Ruang lingkupnya mencakup hubungan antara individu, individu dengan
lingkungan, individu dengan Tuhan bahkan individu dengna segala yang maujud.
3)
Pendidikan ibadah
Pendidikan ibadah mencakup segala tingkah laku perbuatan manusia
untuk mengagungkan Allah, seperti sholat. Pendidikan ibadah memiliki posisi
yang sangat penting bagi pendidikan anak.
4)
Pendidikan masyarakat.
Hubungan anak dengan teman sebaya, hubungan anak dengan yang lebih
besar, hubungan anak dengan adiknya yang masih kecil, hubungan dengan terangga
bahkan hubungan dengan manusia lain
sebagia warga negara. (Nur Uhbiyati, Long
Life Education, 2009: 56-58).
SIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa
pengertian dari pendidikan anak
pre natal adalah pendidikan yang diberikan kepada anak yang masih dalam
kandungan. Sedangkan pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan
tumbuh kembang anak usia lahir hingga 6 tahun secara menyeluruh, yang mencakup
aspek fisik dan nonfisik.
Tujuan dari pendidikan
anak pre natal yaitu agar anak tersebut kelak menjadi muslim yang soleh, taqwa
kepada Allah SWT, berilmu, aktif dan kreatif, mandiri berjiwa demokratis serta
bertanggung jawab. Sedangkan tujuan dari pendidikan anak usia dini adalah
mengembangkan potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Metode-metode yang di gunakan dalam mendidik anak pre natal yaitu: menjalankan ibadah, membaca, menghafal,
berdzikir, dialog, mengikuti pengajian majlis ta’lim. Bermain dan bernyanyi
serta bercerita. Sedangkan metode pendidikan anak usia dini yaitu: suri
tauladan, pemberian tugas, memberikan latihan kepada anak, memberikan
penjelasan dan bercerita.
Menurut F. Rene Van de Carr MD dan Marc Rehrer, agar pendidikan
berjalan baik maka pendidik perlu memahami 8 prinsip pendidikan pre natal
yaitu: prinsip kerja sama, prinsip ikatan cinta pralahir, prinsip stimulasi
pralahir, prinsip kesadaran pralahir, prinsip kecerdasan, prinsip
mengembangkan kebiasaan-kebiasaan baik, prinsip melihatkan kakak-kakak
sang bayi, prinsip peran penting ayah dalam masa kehamilan. Sedangkan prinsip
pendidikan anak usia dini yaitu: Anak sebagai pembelajar aktif, anak belajar
melalui sensori dan panca indera, anak membangun pengertiannya sendiri, anak
berfikir melalui benda konkret dan anak belajar dari lingkungan.
Materi dalam pendidikan anak pre natal yaitu:
praktek ibadah, bahasa, Alqur’an dan Al-Hadis, akhlak mulia, akidah, syari’ah,
sejarah Islam dan ilmu pengetahuan yang lain serta etika. Sedangkan materi pendidikan anak usia dini yaitu: pendidikan
keimanan, pendidikan akhlakul karimah, pendidikan ibadah dan pendidikan
masyarakat.
PENUTUP
Demikian apa yang dapat disajikan penulis. Tentunya artikel ini masih jauh dari kesempurnaan serta
masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dari penulis agar
pembaca meninjau dan mencari lebih banyak lagi referensi atau literatur lainnya
yang membahas tentang pendidikan pre natal dan anak usia dini, agar dapat
memberikan gambaran yang lebih gamblang mengenai hal tersebut. Semoga artikel ini
bermanfaat bagi para pembaca dan kita semua. Amiiin....
DAFTAR PUSTAKA
Mansur. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. 2011.
Yogyakarta: Pustak Pelajar.
Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia
Dini. Jakarta: Indeks.
Uhbiyati, Nur. Long Life Education.
2009. Semarang: Walisongo Press.
Van de Carr, F Rene, Marc Lehrer. 1999. Cara Baru Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan. Bandung: Kaifa.
1 komentar:
Salam kenal, terimakasih atas kunjungannya :)
sama-sama...
mari saling berbagi ilmu di sini :)
Posting Komentar