Jumat, 15 Juni 2012

Artikel Jurnal Ilmiah

 
PENDIDIKAN UNTUK ANAK PRE NATAL DAN ANAK USIA DINI DENGAN CARA ISLAMI

Oleh: Ana Rizki Saputri

ABSTRAKSI
Pendidikan merupakan suatu yang uregen bagi kehidupan manusia. Karena dengan pendidikan manusia akan terbuka cakrawala intelektual serta spiritualnya. Uregensi pendidikan bukanlah sebatas bagi tumbuh kembang secara jasmani saja, tetapi juga menyangkut pendidikan bagi tumbuh kembang rohaninya. Pendidikan sangat dibutuhkan sejak dini, karena dengan pendidikan dapat dijadikan sebagai pedoman hidup hingga menuju masa tuanya. Dan pendidikan yang dimaksud di sini yaitu pendidikan dengan cara Islami. Sehingga dengan cara yang Islami ini dapat melahirkan generasi penerus yang sholeh dan sholehah.
Pendidikan merupakan suatu proses yang kontinyu, yang pada dasarnya telah dimulai sejak anak berada di dalam kandungan atau yang disebut dengan pre natal (sebelum lahir). Kemudian setelah anak lahir (post natal) masih tetap mendapat pendidikan yang berupa  pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan pada anak remaja, pendidikan anak dewasa hingga pada pendidikan lanjut usia. Namun dalam artikel ini hanya akan dibahas  mengenai pendidikan anak pre natal dan juga pendidikan pada anak usia dini (PAUD) saja. Dan dalam artikel ini juga akan dijelaskan mulai dari pengetian, tujuan, metode-metode yang digunakan dalam mendidik, prinsip pembelajaran, serta materi yang diajarkan dalam pendidikan anak pre natal dan pendidikan anak usia dini.

Kata Kunci: Pendidikan, Anak Pre Natal, Anak Usia Dini, Islami
           
PENDAHULUAN
Anak adalah anugrah terindah yang diberikan oleh Allah SWT. Setiap orang ingin memiliki anak. Dalam kehidupan rumah tangga apabila dalam keluarga kecil tersebut tidak didapati seorang anak kehidupan rumah tangga tersebut akan sunyi senyap dan tanpa ada kebahagiaan. Sehingga, anak memiliki peran penting dalam kehidupan keluarga, baik dalam lingkup bernegara, berbangsa dan beragama.
Anak memiliki fungsi yang sangat besar yaitu  sebagai generasi penerus pada era yang akan datang nantinya, itu  salah satunya. Sehubungan dengan hal tersebut anak harus dilatih, diasuh, dibina dan dididik dengan baik dan benar,  agar kelak mampu menjadi anak yang soleh atau solehah, berbudi pekerti luhur, dan mempunyai etika serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada prinsipnya pendidikan adalah usaha untuk manusiakan manusia. Pendidikan pada anak sebenarnya sudah dimulai dalam kandungan yang biasanya disebut pendidikan anak pre natal (sebelum lahir atau masih dalam kandungan). Dan kemudian setelah dalam kandungan anak akan didik setelah lahir yang disebut post natal, pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan pada anak remaja, pendidikan anak dewasa dan yang terakhir yaitu pendidikan lanjut usia.
Dalam pendidikan anak pre natal dan anak usia dini peranan orang tua sangatlah besar. Pada fase ini lah orang tua memiliki peranan aktif dalam pertumbuhan anak. Karena pada masa ini anak masih labil dan belum mengerti banyak hal, sehigga sebagai orang terdekat, orang tua wajib mendidik, membina, mengasuh, dan memberikan yang terbaik bagi anak.

PERMASALAHAN
Kegagalan orang tua dalam mendidik anak ketika usia dini dapat berimplikasi buruk di masa depannya. Anak membutuhkan asupan pendidikan sejak usia dini. Bahkan sejak dalam kandunganpun (pre natal) anak telah mendapatkan pendidikan, terutama dari sang ibu. Karena ketika anak berusia 5 bulan dalam kandungan anak sudah dapat menyerap dan merespon stimulus dari luar. Maka sebagai orang tua harus bisa memberikan pendidikan yang baik terhadap calon anak yang masih berada di dalam kandungan. Sehingga ketika lahir nanti sang anak bisa menjadi anak yang baik, sholeh dan sholehah.
Dan di disini akan diuraikan beberpa poin-poin penting terkait dengan pendidikan anak pre natal dan anak usia dini, yang perlu diperhatikan oleh orang tua dan para pendidik lainnya dalam mendidik anak agar bisa menjadi individu  yang berakhlak mulia sholeh serta sholehah. Namun, sebelumnya para pendidik diharuskan mengetahui apa sebenarnya  pengertian pendidikan anak pre natal dan anak usia dini? Kemudian apa tujuan dari pendidikan anak pre natal dan anak usia dini? Bagaiman metode-metode dalam pendidikan anak pre natal? Bagaimana prinsip pembelajaran pada anak pre natal dan anak usia dini? Dan apa materi yang perlu  diajarkan dalam pendidikan pre natal dan pendidikan anak usia dini?
Maka, di dalam artikel ini akan dikupas satu per satu dari semua poin-poin tersebut diatas. Sehingga dapat memberikan gambaran, serta dapat dijadikan referensi bagi orang tua dan para pendidik lainnya dalam mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang cerdas secara intelektual maupun spiritualnya.

PEMBAHASAN
A.      Pengertian Pendidikan Anak Pre Natal dan Pendidikan Anak Usia Dini
1.         Pengertian pendidikan anak pre natal
Secara etimologis pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pembelajaran dan latihan. Sedangkan secara terminologi pendidikan sebagai perubahan atau usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, serta keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik rohani maupun jasmaninya.
Adapun anak pre natal adalah anak yang masih dalam kandungan seorang ibu. Dengan demikian yang dimaksud pendidikan anak pre natal adalah pendidikan yang diberikan kepada anak yang masih dalam kandungan, yang berupa do’a, perbuatan, motivasi, dan lain sebagainya guna mempengaruhinya dan agar ia mengikutiya sebagaimana yang diinginkan oleh pendidik.
Para ahli didik pre natal menyatakan bahwa anak yang masih dalam kandungan terutama berumur 5 bulan atau 20 minggu itu sudah memiliki kemampuan merasakan stimulus yang ada diluar.
Pendidik anak di dalam kandungan adalah bapak dan ibu anak tersebut namun orang lain yang ada dalam keluarga juga dapat membantu dalam pendidikan ini.
Menurut Elisabeth B. Hurlock bahwa anak di dalam kandungan mengalami 3 periode perkembangan, sebagai berikut: pertama, periode zygote yang dimulai dari saat konsepsi atau fertilisasi sampai dengan akhir minggu kedua; kedua, periode embryo dimulai dari akhir minggu kedua sampai dengan akhir bulan (Qomariyah) kedua; ketiga, periode fetus yang dimulai dari akhir bulan (Qomariyah) kedua sampai dengan lahir (Nur Uhbiyati, Long Life Education, 2009: 6-7).
2.         Pengertian pendidikan anak usia dini
Yang dimaksud usia dini yaitu usia awal dari perkembangan kehidupan manusia usia dini merupakan usia strategis kehidupan manusia, karena itu tepat atau tidaknya bimbingan yang diberikan kepada anak pada usia tersebut berpengaruh besar terhadap baik atau buruknya perkembangan anak di kemudian hari. Menurut Rahayu Hadittomo bahwa anak usia dini itu mencakup usia pre natal, masa bayi dan masa anak kecil (Nur Uhbiyati, Long Life Education, 2009: 38).
Jadi PAUD adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga 6 tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan nonfisik, dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal pikir, emosional, dan sosial yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Menurut Developmenttally Appropriate Practices (DAP) menyatakan bahwa PAUD sebagai pendidikan anak usia 0-8 tahun. DAP merupakan salah satu acuan dalam pengembangan pendidikan anak usia dini yang diterbitkan oleh asosiasi pendidikan anak usia dini yang berada di Amerika Serikat (Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, 2011: 88-90).     

A.    Tujuan Pendidikan Anak Pre natal dan PAUD
1.      Tujuan pendidikan anak pre natal
Tujuan pendidikan anak pre natal ini sesuai dengan tujuan pendidikan Islam, tujuan hidup umat Islam, dan tujuan pendidikan di Negara Republik Indonesia. Adapun tujuan pendidikan Islam menurut Ahmad D. Marimba yaitu terbentuknya kepribadian muslim, dimana kepribadian itu memilki tiga aspek yaitu aspek kejasmanian, aspek kejiwaan dan kerohanian.
Sedangkan tujuan hidup manusia yaitu terbentuknya insan muttaqin (manusia yang bertaqwa kepada Allah), yaitu manusia yang selalu berusaha menjaga diri dari siksa neraka dengan selalu melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-larangannya.
Adapun tujuan pendidikan di Indonesia sebagaimana tersebut dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dengan demikian, tujuan orang tua atau bapak ibu mendidik anak dalam kandungan itu adalah agar anak tersebut kelak menjadi anak soleh, taqwa kepada Allah SWT, bahagia hidup di dunia dan akhirat atau dengan istilah lain terbentuknya muslim Indonesia yang memiliki ciri-ciri: berpribadi taqwa, berakhlaq mulia, berilmu, aktif dan kreatif, mandiri berjiwa demokratis serta bertanggung jawab (Nur Uhbiyati, Long Life Education, 2009: 7-9) .
2.      Tujuan pendidikan anak usia dini
Tujuan pendidikan anak usia dini secara umum adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Tujuan PAUD yang ingin dicapai adalah untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman orang tua dan guru serta pihak-pihak yang terkait dengan perkembangan anak usia dini.
Selain itu tujuan pendidikan anak usia dini adalah:
a.    Untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam masuki pemdidikan dasar serta mengarungi kehidupan dewasa.
b.   Untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
c.    Intervensi dini dengan memberikan rangsangan sehingga dapat menumbuhkan potensi-potensi yang tersembunyi (hidden potency) yaitu dimensi perkembangan anak (bahasa, intelektual, emosi, sosial, motorik, konsep diri, minat dan bakat).
d.   Melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan potensi-potensi yang dimilki anak (Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, 2009: 42-43).

B.     Metode Pendidikan Anak Pre natal dan PAUD
1.    Metode-metode yang digunakan dalam mendidik anak pre natal yaitu:
a.       Menjalankan ibadah
Segala bentuk ibadah seperti ibadah sholat, puasa, haji, zakat dan lainnya dapat dijadikan metode untuk mendidik anak dalam kandungan. Pengaruh ini sangat besar pengaruhnya bagi anak dalam kandungan. Selain melatih kebiasaan-kebiasaan juga akan menguatkan mental, spiritual, dan keimanan anak setelah nanti lahir, tumbuh dan berkembang dewasa.
b.      Membaca
Merupakan salah satu cara yang paling utama untuk memperoleh informasi penting dan ilmu pengetahuan. Anak dalam usia kandungan 20 minggu (5 bulan) atau lebih sudah bisa menyerap informasi melalui pengalaman stimulasi atau sensasi yang diberikan ibunya. Jadi, ketika sang ibu membaca suatu informasi ilmu pengetahuan dengan mengekspressikan bacaan tersebut, maka aktifitas ini akan menjadi kegiatan yang penuh kehangatan sekaligus menyenangkan bagi hubungan ibu dan anak.
c.       Menghafal
Secara teknis sama dengan metode membaca. Perbedaannya hanya pada konsentrasi bidang bacaan atau studi yang ditekuni dan dihafal. Dalam hal ini hendaknya seorang ibu lebih gemar menghafal ayat-ayat Al-quran dan hadits agar kelak dalam kandungannya mempunyai kemampuan menghafal Al-quran dan hadits yang memilki banyak manfaat bagi kehidupannya kelak.
d.      Berdzikir
Dzikir adalah aktivitas sadar pada setiap waktu atau sewaktu-waktu. Seorang ibu sebaiknya menjadikan dzikir sebagai agenda atau program pendidikan anak dalam kandungan, baik dzikir dalam arti umum atau khusus. Dzikir dalam arti umum adalah membaca kalimat thayyibah, menegakan shalat atau lainnya. Sedangkan dzikir dalam arti khusus adalah membaca kalimat thayyibah secara pelan atau di dalam hati.
e.       Dialog
Metode ini disebut sebagai metode interaktif antara anak dalam kandungan dan orang-orang luar rahim seperti ayah, ibu, saudara-saudara bayi, dan atau anggota keluarga lainnya, yaitu unutuk menjalin dan mengajak berkomunikasi secara dialogis dengan anak dalam kandungannya, ini sangat bermanfaat bagi sang bayi karena selain dapat  berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik dan mengenal dengan mereka yang ada di luar rahim, jauh lebih dari itu bayi akan tumbuh dan berkembang dengan baik.
f.       Mengikuti pengajian majlis ta’lim
Mengikuti pengajian-pengajian di majlis ta’lim merupakan metode yang sangat relevan dalam upaya mendidik anak dalam kandungan. Sama halnya dengan membaca Al Qur’an, ibu hamil yang mengikuti majlis ta’lim berarti telah merangsang bayi dalam kandungannya untuk mengikuti pengajian serta membina lingkungan yang baik dan Islami bagi dirinya dan bayinya. Pengajian dan lingkungan tersebut menjadi rangsangan yang sangat positif bagi bayinya itu.
g.      Bemain dan bernyanyi
Anak dalam kandungan seringkali melakukan aksi positif, seperti menendang-nendang atau berputar-putar di sekitar perut ibunya. Keadaan ini menunjukan bahwa tidak saja melakukan aksinya tetapi juga ingin aksinya itu mendapat respon dari luar rahim. Menurut Prof. Dr. H. Baihaqi, AK menyatakan bahwa melagukan bacaan Al Qur’an, shalawat, qasidah dan nyanyian-nyanyian Indonesia yang religius dengan niat ibadah dan bermaksud mendidik anak dalam kandungan akan sangat bermanfaat bagi bayi yang ada di dalam kandungan. Manfaat tersebut ialah pahala dari Allah serta terbinanya lingkungan islami dan edukatif di dalam rumah tangga mereka.
h.      Bercerita
Metode ini dilakuakan dengan menceritakan tokoh yang baik atau berjasa terhadap masyarakat. Cerita ini diberikan kepada bayi melalui ibu yang sedang mengandung seperti cerita para nabi, para pahlawan, para wali dan lain-lain yang memiliki akhlak terpuji dan pantas menjadi suri tauladan yang baik. (Nur Uhbiyati, Long Life Education, 2009: 27-31).
2.    Metode pendidikan anak usia dini
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk membimbing anak usia dini yaitu:
a.       Suri tauladan. Orang tua atau pendidik memberi contoh perbuatan, ucapan peribadatan atau amaliah yang lain untuk diteladani.
b.      Pemberian tugas. Mendidik kemampuan anak agar mau bekerja kasar ataupun melakukan pengorbanan baik moril maupun materiil kepada orang-orang yang terkena musibah atuapun orang-orang yang menderita pada umumnya.
c.       Memberikan latihan kepada anak untuk melakukan ibadah, akhlakul karimah, sehingga mereka senang dan cinta perbuatan itu.
d.      Memberikan penjelasan, keterangan tentang sesuatu yang berkenaan dengan ibadah dan perbuatan yang lain.
e.       Bercerita tentang tokoh-tokoh yang berakhlak mulia dan pantas diteladani, peristiwa-peristiwa alam dan lain-lain. (Nur Uhbiyati, Long Life Education, 2009: 59).

C.    Prinsip Pembelajaran Anak Pre natal dan Anak Usia Dini
1.      Prinsip pembelajaran anak pre natal
Menurut F. Rene Van de Carr MD dan Marc Rehrer, agar pendidikan berjalan baik maka pendidik perlu memahami 8 prinsip pendidikan prenatal yaitu:
a.       Prinsip kerja sama
b.      Prinsip ikatan cinta pralahir
c.       Prinsip stimulasi pralahir
d.      Prinsip kesadaran pralahir
e.       Prinsip kecerdasan
f.       Prinsip mengembangkan kebiasaan-kebiasaan baik
g.      Prinsip melihatkan kakak-kakak sang bayi
h.      Prinsip peran penting ayah dalam masa kehamilan. (F. Rene Van de Carr, Marc Lehrer, Cara Baru Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan, 1999: 51-52).
2.      Prinsip pembelajaran anak usia dini
a.       Anak sebagai pembelajar aktif
b.      Anak belajar melalui sensori dan panca indera
c.       Anak membangun pengertiannya sendiri
d.      Anak berfikir melalui benda konkret
e.       Anak belajar dari lingkungan

D.    Materi Pendidikan Anak Prenatal dan Anak Usia Dini 
1.      Materi pendidikan anak prenatal
a.       Praktek ibadah
Anak dalam kandungan distimulir dengan latihan praktek ibadah agar terbiasa saat lahir kelak. Meskipun dmikian, perlu penelitian lebih lanjut tentang pengaruh orang tua rajin shalat beribadah dengan janin yang dikandungnya.
b.      Bahasa
Meskipun anak dalam kandungan belum bisa bicara tetapi  anak dapat mendengar dan menerima suatu kata dari pendidik secara baik dengan tingkat penerimaan yang mendasar sekali.
c.       Al Qur’an dan Hadits
Anak dalam kandungan direspons untuk mendengarkan bacaan al Qur’an agar ia terbina dan terlatih pada kondisi suasana yang bersifat Islami.
d.      Akhlak mulia
Ibu yang sedang hamil harus menjaga akhlaknya dengan baik, dimana hal itu akan berpengaruh besar pada sisi mental dan kepribadian si bayi dalam kandungan. Orang tua dilarang melakukan perbuatan yang tidak semestinya terhadap yang lain.
e.       Akidah
Selama dalam kandungan, anak telah memiliki keyakinan tauhid, dengan pertolongan cahaya Ilahiyah dari Allah. Oleh karena itu, orang tua semestinya memelihara akidah atau keimanan yang dimiliki anak tersebut.
f.       Syari’ah
Hukum-hukum Islam seperti shalat, puasa, haji dan lain-lain terutama yang ringan-ringan dapat dipakai sebagai materi pendidikan anak prenatal.
g.      Sejarah islam dan ilmu pengetahuan yang lain
Materi-materi  pendidikan pelajaran tersebut dipelajaridan dipahami oleh ibunya dibacakan kepada anak yang dikandunya agar anak dalam kandungan bertambah pengetahuan tentang Islam.
h.      Etika
Agar pendidikan ini berlangsung dengan baik, orang tua seharusnya mentaati aturan berikut:
1)        Banyaklah berdoa, memohon pertolongan kepada Allah
2)        Taqarrub/ mendekatkna diri kepada Allah
3)        Memberikan sodaqoh kepada yang membutuhkan. (Nur Uhbiyati, Long Life Education, 2009: 31-36).
2.      Materi pendidikan anak usia dini
a.       Bimbingan pada masa bayi
Pada saat itu yang paling tepat diberikan adalah kebiasaan atau latihan yang sekiranya dapat mempengaruhi pembentukan keperibadian mereka. Kebiasaan itu dapat berupa bacaan atau kalimat baik dan indah atau doa-doa tertentu.
b.      Bimbingan pada masa kanak-kanak
Materi pendidikan yang harus ditanamkan pada saat ini adalah:
1)        Pendidikan keimanan
Pendidikan keimanan ini merupakan pendidikan pertama dan utama diberikan kepada anak sebelum pendidikan yang lain. Pendidikan ini diharapkan dapat melandasi sikap tingkah laku dan keperibadiannya.
2)        Pendidikan akhlakul karimah
Pendidikan akhlak juga merupakan modal yang sangat penting dalam kehidupan. Ruang lingkupnya mencakup hubungan antara individu, individu dengan lingkungan, individu dengan Tuhan bahkan individu dengna segala yang maujud.
3)             Pendidikan ibadah
Pendidikan ibadah mencakup segala tingkah laku perbuatan manusia untuk mengagungkan Allah, seperti sholat. Pendidikan ibadah memiliki posisi yang sangat penting bagi pendidikan anak.
4)             Pendidikan masyarakat.
Hubungan anak dengan teman sebaya, hubungan anak dengan yang lebih besar, hubungan anak dengan adiknya yang masih kecil, hubungan dengan terangga bahkan hubungan dengan  manusia lain sebagia warga negara. (Nur Uhbiyati, Long Life Education, 2009: 56-58).

SIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa pengertian dari pendidikan anak pre natal adalah pendidikan yang diberikan kepada anak yang masih dalam kandungan. Sedangkan pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga 6 tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan nonfisik.
Tujuan dari pendidikan anak pre natal yaitu agar anak tersebut kelak menjadi muslim yang soleh, taqwa kepada Allah SWT, berilmu, aktif dan kreatif, mandiri berjiwa demokratis serta bertanggung jawab. Sedangkan tujuan dari pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Metode-metode yang di gunakan dalam mendidik anak pre natal yaitu: menjalankan ibadah, membaca, menghafal, berdzikir, dialog, mengikuti pengajian majlis ta’lim. Bermain dan bernyanyi serta bercerita. Sedangkan metode pendidikan anak usia dini yaitu: suri tauladan, pemberian tugas, memberikan latihan kepada anak, memberikan penjelasan dan bercerita.
Menurut F. Rene Van de Carr MD dan Marc Rehrer, agar pendidikan berjalan baik maka pendidik perlu memahami 8 prinsip pendidikan pre natal yaitu: prinsip kerja sama, prinsip ikatan cinta pralahir, prinsip stimulasi pralahir, prinsip kesadaran pralahir, prinsip kecerdasan, prinsip mengembangkan kebiasaan-kebiasaan baik, prinsip melihatkan kakak-kakak sang bayi, prinsip peran penting ayah dalam masa kehamilan. Sedangkan prinsip pendidikan anak usia dini yaitu: Anak sebagai pembelajar aktif, anak belajar melalui sensori dan panca indera, anak membangun pengertiannya sendiri, anak berfikir melalui benda konkret dan anak belajar dari lingkungan.
Materi dalam pendidikan anak pre natal yaitu: praktek ibadah, bahasa, Alqur’an dan Al-Hadis, akhlak mulia, akidah, syari’ah, sejarah Islam dan ilmu pengetahuan yang lain serta etika. Sedangkan materi pendidikan anak usia dini yaitu: pendidikan keimanan, pendidikan akhlakul karimah, pendidikan ibadah dan pendidikan masyarakat.

PENUTUP
Demikian apa yang dapat disajikan penulis. Tentunya artikel ini masih jauh dari kesempurnaan serta masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dari penulis agar pembaca meninjau dan mencari lebih banyak lagi referensi atau literatur lainnya yang membahas tentang pendidikan pre natal dan anak usia dini, agar dapat memberikan gambaran yang lebih gamblang mengenai hal tersebut. Semoga artikel ini bermanfaat bagi para pembaca dan kita semua. Amiiin....

DAFTAR PUSTAKA
Mansur. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. 2011. Yogyakarta: Pustak Pelajar.
Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:  Indeks.
Uhbiyati, Nur. Long Life Education. 2009. Semarang: Walisongo Press.
Van de Carr, F Rene, Marc Lehrer. 1999.  Cara Baru Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan. Bandung: Kaifa.

1 komentar:

Anna Rizqy Saputry mengatakan...

Salam kenal, terimakasih atas kunjungannya :)

sama-sama...
mari saling berbagi ilmu di sini :)