Judul Buku : Jangan Mau Jadi
Muslim Dodol
Penulis : Agung
Satriawan
Penyunting : Nurhadiansyah
Penerbit : Lingkar Pena
Tebal : 198 halaman
Resensator : Anna Rizqy
Saputry
Menjadi muslim yang kaffah memang
impian seluruh umat Islam. Menjalani kehidupan sesuai dengan Al-Qur’an dan
As-Sunnah, menegakan tauhid dan menolak syirik, memperbaiki ibadah dan
menghapus bid’ah. Dalam Islam sendiri telah diatur mengenai seluruh dimensi
kehidupan yang ada di dunia hingga dimensi kehidupan di akhirat kelak. Dan
semua itu telah tercantum dalam undang-undang Islam yang legalisasinya tak
diragukan lagi. Yakni dalam nash Al-Qur’an dan juga As-Sunnah.
Maka dari itu kita sebagai seorang muslim yang
telah dibekali akal wajib untuk mengkajinya. Sehingga kita bisa mencapai
tingkatan muslim yang kaffah, Insya Allah. Tak hanya sekedar menjadi “muslim dodol” semata.
Yaitu ia yang status dalam KTPnya muslim namun tak becus ketika
melaksanakan ajaran-ajaran agamanya, alias muslim yang keislamannya masih
diragukan. Namun jadilah seorang muslim yang benar-benar memahami dan juga
mengamalkan Agama Islam sesuai syari’at tanpa keluar dari koridornya.
Disamping Al-Qur’an dan As-Sunnah kita juga
perlu mencari referensi dan juga literatur lain yang tentunya berkaitan dengan
ajaran Islam. Dalam buku “Jangan Mau Jadi Muslim Dodol” karya Agung
Satriawan inilah salah satunya. Buku ini mengkaji beberapa permasalahan yang
kerap terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Disamping bahasanya yang renyah
dan diselipi dengan guyonan-guyonan khas remaja. Diseratai juga dengan
contoh-contoh konkrit, sehingga esensinyapun langsung mengena dalam diri pembaca.
Dijamin tak akan membuat para pembacanya merasa bosan. Dan untuk para calon
pembaca, siap-siap saja akan terkocok perutnya ketika membedah lembaran demi
lembaran dalam buku “Jangan Mau Jadi Mulim Dodol” ini.
Dalam buku ini terdapat beberapa bab pembahasan,
yang diantaranya membahas mengenai masalah Ubudiyah, Fiqh, Muamalah, dan
tentunya masalah-masalah ibadah yang lainnya.
Namun dengan pembawaannya yang dominan dengan celetokan-celetokan
guyon khas remaja ini, dirasa kurang pas jika dibaca golongan kaum sepuh
alias para bapak-bapak ibu-ibu. Karena biasanya para kaum sepuh ini
lebih menyukai buku-buku bacaan yang sifatnya serius dan mendalam.
Nah, bagi para kaum muda buku ini sangat cocok
bagi remaja-remaja Islami sekalian untuk dijadikan sebagai panduan beribadah serta dalam pencarian jati diri
untuk memperoleh kebahagian dunia dan akhirat.